Pliss, Jangan Bully "kami"






بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ




Akhir tahun ini gw akan genap berusia 26 tahun. Usia - usia gw ini adalah usia yang rentan banget.. Yaap.. rentan dibombardir pertanyaan, "kapan nikah?","Itu adek kelas kamu udah punya anak, kamu kapan nyusul?" Daaaaaan.. pertanyaan-pertanyaan lainnya yang sejenis..

Sebenarnya gw bukan tipikal orang yg terlalu memikirkan apa kata orang.. tapi tetep aja males bgt kalo dicecer pertanyaan kayak gitu.. Belum lagi banyaaaaak bgt meme-meme yg seolah-olah menyudutkan kaum yg blm nikah tapi usia sudah matang (aka jomblo).. kesannya tuh kaum jomblo itu boleh bgt dihina, dicengin, dibuly dan mereka-mereka yg sdh nikah duluan itu jauuuh lebih baik dr yg blm nikah..

For your information, gw dan temen-temen gw yang senasib sepenanggungan itu bukannya menunda menikah tapi yaah.. emang blm saatnya.. Karena sesungguhnya rezeki, jodoh, ajal Allah yang menentukan.. Kita sebagai manusia hanya bisa melakukan usaha terbaik kita untuk mencapai target yang kita tentukan.. kalau ternyata, setelah usaha yg maksimal target kita tidak tercapai, pasti ada jalan lain yang Allah berikan untuk kita..

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al Baqarah: 216)

Because Allah know what is the best for you and when it's best for you to have it.

So, sejauh ini gw dan teman-teman senasib sepenanggungan gw hanya bisa ikhtiar dan percaya aja kalo jodoh gw dan teman-teman gw kelak yang sudah ditentukan oleh Allah akan dipertemukan dengan cara yang baik.
Ga perlu lah kami disindir-sindir dengan meme-meme atau quote-qoute yang justru bisa menambah beban kami..
Bukannya seharusnya sesama mukmin harus saling menjaga perasaan saudara dan saudarinya??

"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang dengan sesama mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh akan merasakannya, yaitu (sakit) demam dan tidak bisa tidur." (Muttafaq ‘alayh)

Allah bahkan mengumpamakan orang-orang mukmin ibarat satu tubuh, orang-orang mukmin yaah.. Berarti semua mukmin di seluruh dunia.. Dann bukankah kami (kaum - kaum yang belum menikah) ini juga termasuk orang-orang mukmin?

“Tidaklah beriman (kurang sempurna imannya) salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Tentu ga ada manusia yang ingin dibuly atau disindir-sindir oleh orang lain (apalagi "saudara-saudara"nya sendiri).. Makanya.. jangan mulai membuly orang lain kalo ga mau dibuly, belajarlah menghargai perasaan orang lain kalo ingin perasaan nya dihargai.. (#Ntms buat gw juga ini)

Kami mengerti, teman-teman tidak bermaksud membuly dan ingin menguatkan keinginan kami untuk segera menikah.. Tapi, daripada terus menanyakan atau menyindir kami alangkah lebih baik jika mendoakan atau sekalian aja dibantu dicarikan.. hahahaa..

Di akhir postingan ini gw mau share puisi kece dari akun @Tausiyahku tentang perasaan kami, kaum-kaum seperti gw dan teman-teman senasib sepenanggungan gw..



Bagaimana caranya menjelaskan rindu kepada seseorang
Yang entah siapa dan dimana saat ini
Untukmu yang  jauh disana
Terkadang mata ini iri kepada hati
Karena kau ada di hatiku namun tidak tampak di mataku

Aku tidak memiliki alasan pasti
Mengapa sampai saat ini masih ingin menunggumu
Meski kau tak pernah meminta untuk di tunggu dan di harapkan
Hati ini meyakini bahwa kau ada
Meski entah di belahan bumi mana
Yang aku tahu, kelak aku akan menyempurnakan hidupku dengan mu
Disini, disisiku

Maka, saat hatiku telah mengenal fitrahnya
Aku akan berusaha mencintaimu dengan cara yang di cintai-Nya
Sekalipun kita belum pernah bertemu
Mungkin saat ini kita tengah melihat langit yang sama
Tersenyum menatap rembulan yang sama
Disanalah tatapanmu dan tatapanku bertemu



hanyaakudanduniaku.blogspot.com

1 komentar:

@cindhinouvie | 2009. Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / A Whole My World

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger